Pewarna makanan merupakan bahan tambahan yang dapat
memperbaiki tampilan makanan. Tujuannya
agar memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkaan dan menstabilkan warna
serta menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan. Yang
disasar biasanya adalah untuk keluarga terutama anak-anak, meskipun tidak tertutup kemungkinan juga
terjadi pada remaja dan orang dewasa.
Secara garis
besar, pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pewarna Alami
Terbuat dari bahan alami yang ada di alam, seperti daun suji (warna hijau ), daun jambu/ daun
jati (warna merah ) dan kunyit ( warna
kuning ).
Kelebihannya adalah aman dikonsumsi.
b. Pewarna Sintetis
Terbuat dari bahan-bahan kimia buatan/ sintesis.
Kelebihannya adalah warnanya
homogen dan penggunannya sangat efisien
karena hanya memerlukan jumlah yang sangat sedikit.
Kekurangannya adalah jika terkontaminasi logam berat, akan berbahaya bagi
tubuh.
Meskipun pewarna sintesis ada yang diizinkan untuk dikonsumsi bukan
berarti tidak berbahaya bagi tubuh. Kita
harus tetap berhati-hati dan jangan berlebihan mengkonsumsinya karena ada efek
negatif bagi tubuh.
Pewarna sintesis yang diizinkan adalah :
1. Amarant
(pewarna merah)
2. Tartrazine
(pewarna kuning) , dapat menyebabkan reaksi alergi, asma dan hiperaktif, khususnya bagi anak-anak.
3. Erythrosine
(pewarna merah), bisa mengakibatkan reaksi alergi pada pernapasan,
hiperaktif pada anak, tumor tiroid pada tikus, dan efek kurang baik terhadap
otak dan perilaku.
4. Fast Green
FCF (pewarna hijau), dapat menyebabkan reaksi alergi dan produksi tumor.
5. Sunset
Yellow (pewarna kuning), bisa mengakibatkan radang selaput lendir pada
hidung, sakit pinggang, muntah-muntah dan gangguan pencernaan.
6. Brilliant
Blue (pewarna biru).
Sedangkan Rhodamin-B dan Methanil Yellow
hanya diperbolehkan untuk pewarna barang hasil industri, seperti
plastik, tekstil, kertas, keramik, ubin dan lain sebagainya. Namun kenyataannya
juga dipakai untuk mewarnai makanan, seperti kerupuk, snack, permen, sirup,
biskuit, sosis, soft drink, cendol, manisan dan ikan asap.
Zat pewarna sintesis ini bersifat racun jika digunakan sebagai pewarna
makanan dan dapat memicu pertumbuhan zat karsinogenik penyebab kanker,
keracunan, iritasi pada paru-paru, mata,
tenggorokan, hidung dan usus.
Jadi, berhati-hatilah dalam memilih produk yang akan dikonsumsi untuk keluarga Anda.
Jangan hanya tertarik pada warna dan kemasannya saja tapi perhatikan juga
zat-zat kimia berbahaya yang terkandung didalamnya. Meskipun efeknya tidak
langsung dirasakan saat itu juga, tapi percayalah dalam jangka panjang akan
sangat membahayakan tubuh Anda dan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar