Minggu, 01 Juli 2012

Pewarna Makanan Berbahaya Yang Kita Konsumsi Sehari-hari


Pewarna makanan merupakan bahan tambahan yang dapat memperbaiki tampilan makanan.  Tujuannya agar memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkaan dan menstabilkan warna serta menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan. Yang disasar biasanya adalah untuk keluarga terutama anak-anak, meskipun tidak tertutup kemungkinan juga terjadi pada remaja dan orang dewasa.
Secara garis besar, pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu:                
a.   Pewarna Alami
Terbuat dari bahan alami yang ada di alam, seperti  daun suji (warna hijau ), daun jambu/ daun jati (warna merah ) dan kunyit ( warna  kuning ).
             Kelebihannya adalah aman dikonsumsi.
             Kelemahannya adalah
tidak homogen dan ketersediaannya terbatas.

b.   Pewarna Sintetis
Terbuat dari bahan-bahan kimia buatan/ sintesis.
Kelebihannya adalah warnanya homogen dan  penggunannya sangat efisien karena hanya memerlukan jumlah yang sangat sedikit.
Kekurangannya adalah jika terkontaminasi logam berat, akan berbahaya bagi tubuh.
Meskipun pewarna sintesis ada yang diizinkan untuk dikonsumsi bukan berarti tidak berbahaya bagi tubuh.  Kita harus tetap berhati-hati dan jangan berlebihan mengkonsumsinya karena ada efek negatif bagi tubuh.
Pewarna sintesis yang diizinkan adalah :
1.    Amarant (pewarna merah)
2.    Tartrazine (pewarna kuning) , dapat menyebabkan reaksi alergi, asma dan hiperaktif,  khususnya bagi anak-anak.
3.    Erythrosine (pewarna merah), bisa mengakibatkan reaksi alergi pada pernapasan, hiperaktif pada anak, tumor tiroid pada tikus, dan efek kurang baik terhadap otak dan perilaku.
4.    Fast Green FCF (pewarna hijau), dapat menyebabkan reaksi alergi dan produksi tumor.
5.    Sunset Yellow (pewarna kuning), bisa mengakibatkan radang selaput lendir pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah dan gangguan pencernaan.
6.    Brilliant Blue (pewarna biru).
Sedangkan Rhodamin-B dan Methanil  Yellow  hanya diperbolehkan untuk pewarna barang hasil industri, seperti plastik, tekstil, kertas, keramik, ubin dan lain sebagainya. Namun kenyataannya juga dipakai untuk mewarnai makanan, seperti kerupuk, snack, permen, sirup, biskuit, sosis, soft drink, cendol, manisan dan ikan asap.

Zat pewarna sintesis ini bersifat racun jika digunakan sebagai pewarna makanan dan dapat memicu pertumbuhan zat karsinogenik penyebab kanker, keracunan, iritasi  pada paru-paru, mata, tenggorokan, hidung dan usus. 

Jadi, berhati-hatilah dalam memilih produk yang akan dikonsumsi untuk keluarga Anda. Jangan hanya tertarik pada warna dan kemasannya saja tapi perhatikan juga zat-zat kimia berbahaya yang terkandung didalamnya. Meskipun efeknya tidak langsung dirasakan saat itu juga, tapi percayalah dalam jangka panjang akan sangat membahayakan tubuh Anda dan keluarga.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar